iklan

Iklan

Minggu, 18 April 2021

ADVERSITY QUOTIENT IN IMPROVING MILLENNIAL GENERATION SALESPEOPLE'S PERFORMANCE IN THE INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0

Pada kesempatan kali ini saya akan meringkas isi sebuah artikel kewirausahaan. Seperti kita ketahui, memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen dari perusahaan sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan dalam berbisnis. Dalam hal ini penjual merupakan salah satu sumber daya manusia yang berperan penting dalam meingkatkan laba perusahaan. Kontribusi tenaga penjual yang terjadi saat ini adalah sales force era baby boomer yang mulai pensiun dan tergantikan oleh generasi milenial yang mendominasi tenaga kerja saat ini. Karyawan baru yang ada di perusahaan rata-rata diisi oleh generasi milenial,yang sangat terkait dengan teknologi, benar-benar instan, mudah menyerah. Berbeda dengan generasi sebelumnya, hal tersebut merupakan salah satu tantangan baru bagi dunia kerja.

Di dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Generasi X dan Baby Boomers adalah generasi yang pantang menyerah dalam segala hal, berbeda dengan generasi milenial yang kurang berkomitmen, mereka lebih mencari peluang untuk tumbuh kembang pribadinya sendiri daripada fokus pada pekerjaan yang menyia-nyiakan waktu. Namun, hal itu dapat menyebabkan mereka mengubah keterlibatan kerja mereka lebih cepat dari generasi sebelumnya.

Generasi milenial sering disebut sebagai generasi yang menyukai kebebasan dan fleksibilitas seperti kebebasan bekerja, belajar, dan berbisnis yang ditandai dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.Permasalahan yang terjadi adalah adanya ketidaksesuaian perlakuan oleh perusahaan yang menggeneralisasi cara sistem kerja, pembelajaran tenaga penjual antara baby boomer dan generasi milenial. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa perusahaan harus memperhatikan Adversity Quotient dari para tenaga penjualan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan tersebut.

Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Adversity Quotient (AQ) adalah seberapa buruknya suatu kondisi yang dialami oleh seseorang yang dapat menghadapi tantangan tersebut. Emosional, pasrah, berhenti belajar, merupakan tanda orang yang tidak dapat mengatasi kesulitan. Ketika seseorang menghadapi situasi yang sulit dan berbahaya, orang yang memiliki AQ tinggi akan bekerja secara maksimal dengan beradaptasi sebaik mungkin terhadap berbagai kesulitan serta membuat solusi terbaik untuk dirinya sendiri. Ditambah dengan respon yang positif dan cepat terhadap segala tantangan yang ada. 

Para karyawan yang memiliki AQ tinggi cenderung menghadapi situasi yang menantang dalam organisasi dibandingkan dengan karyawan AQ rendah. Secara umum, konsep AQ dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan kinerja dan fungsi kehidupan sosial. Mereka yang tidak dapat mengatasi kesulitan dapat menjadi kewalahan dan emosi dengan mudah, kemudian mundur dan berhenti mencoba upaya mereka lebih jauh. Organisasi perlu mengidentifikasi AQ semua karyawan penjual yang kemudian dikembangkan untuk menjadikan mereka pemimpin masa depan. Pada  revolusi industri 4.0 ini teknologi berdampak pada semua disiplin ilmu, seluruh rantai nilai dan faktor yang menantang bagi fungsi sumber daya manusia. 

Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu pertama menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang membentuk dan meningkatkan Adversity Quotient (AQ) tenaga penjualan, kedua menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor pembentuk generasi milenial guna mengatasi masalah pendekatan perusahaan terhadap karyawannya yang mulai beralih dari generasi X ke generasi milenial, ketiga memberikan solusi berupa model faktor utama dampak AQ terhadap kinerja tenaga penjual generasi milenial dalam Revolusi Industri 4.0. Model ini bedasarkan permasalahan yang selalu dihadapi perusahaan.

Artikel ini menjelaskan pengertian dari berbagai generasi, seperti generasi Baby Boomer adalah generasi yang lahir antara tahun 1946-1964 dan merupakan generasi tertua di dunia kerja saat ini. Setelah generasi Baby Boomer yaitu generasi X yang lahir antara tahun 1965-1980. generasi penerus, yang lahir antara tahun 1981 dan 2000, dikenal sebagai generasi Milenial, generasi Net, atau generasi Y. Generasi milenial adalah generasi individu yang lahir pada tahun 1981-2000. Milenial lahir antara tahun 1980 dan 2000 lahir antara tahun 1980 - sekarang.

Seseorang yang memiliki AQ yang tinggi akan mendapatkan manfaat dalam segala aspek kehidupan karena akan terus berusaha menghadapi segala kesulitan hingga berhasil mengatasinya. Sebaliknya, mereka yang memiliki AQ rendah akan mengalami kesulitan menghadapi segala kesulitan dan tantangan karena sifatnya yang pendiam,. Perusahaan dapat mengkategorikan karyawannya berdasarkan dimensi AQ yaitu CO2RE (Control, Origin, Ownership, Reach, Endurance) sehingga perusahaan dapat mengetahui karyawan yang berpotensi untuk dikembangkan dengan harapan kinerja dapat menjadi karyawan yang optimal dan berpengetahuan luas.

Pendekatan yang dijelaskan dalam artikel ini adalah dimulai dari tingkat rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini dikarenakan tingkat AQ yang pertama merupakan dasar dari seseorang yaitu melalui pendidikan antara dan kedua adalah faktor dukungan keluarga yang merupakan kunci peningkatan AQ. Perusahaan harus menganalisis kedua faktor tersebut sebelum memutuskan menerima karyawan karena keduanya berada di luar kendali perusahaan. Pendekatan ketiga adalah memberikan kepemimpinan kepada delegasi dan memungkinkan para milenial berpartisipasi aktif dalam membentuk budaya kepemimpinan mereka. Keempat, mengembangkan bentuk komunikasi sosial antargenerasi yang memungkinkan terjadinya diskusi yang lebih luas baik secara online maupun tatap muka. Kelima, menciptakan lingkungan yang fleksibel dalam waktu kerja dan sistem pembelajaran karyawan / kerja virtual dimana generasi milenial dapat mengembangkan potensinya. Keenam, pelatihan penjualan memainkan peran kunci dalam meningkatkan kinerja karyawan Generasi milenial pada revolusi industri 4.0 yang sangat lekat dengan dunia digital menuntut perusahaan membuat sistem kerja dengan menggunakan media digital. 

Saat ini era generasi baby boomer yang mulai pensiun dan mulai tergantikan oleh generasi milenial yang mendominasi angkatan kerja saat ini. Ada perbedaan yang signifikan antara generasi milenial dan generasi x dari segi karakteristik dan gaya kerja dimana generasi X lebih loyal dan memiliki gaya pekerja keras dibandingkan dengan milenial yang fokus pada diri sendiri, instan dan mudah menyerah. Namun dari segi kegunaan teknologi dalam bekerja dapat menyebabkan mereka mengubah keterlibatan kerja lebih cepat, toleran dan dapat bekerjasama dengan tim lebih baik dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengubah AQ negatif karyawan, yaitu kurang berkomitmen, fokus mencari peluang untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka, menyerah dan seketika menjadi positif dan mengembangkan AQ positif dengan menyediakan jam kerja yang fleksibel,

lingkungan kerja yang menyenangkan, kemajuan karir, dan pembelajaran digital, membangun hubungan antar generasi, dan sistem penghargaan. Dengan begitu, karyawan bagian sales force akan merasa loyal terhadap perusahaan, turn over perusahaan yang rendah, dan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa dalam berbagai generasi yang terdapat di dalam suatu perusahaan tentu saja memiliki suatu tujuan yang sama yakni meningkatkan laba perusahaan. Meskipun dalam berbagai generasi tersebut masing-masing memiliki nilai lebih dan kurang dalam menjalankan suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memperhatikan Adversity Quotient (AQ) terhadap calon karyawannya. Hal ini terjadi karen karyawan yang memiliki AQ tinggi cenderung menghadapi situasi yang menantang dalam organisasi dibandingkan dengan karyawan AQ rendah. Sehingga perusahaan tidak melihat dari generasi manakah kita, asal kita dapat memenuhi kriteria perusahaan yakni memiliki AQ tinggi.

 

 

 

ASSESSING THE UNIVERSITY STUDENTS’ ENTREPRENEURIAL INTENTION: ENTREPRENEURIAL EDUCATION AND CREATIVITY

Pada kesempatan kali ini saya ingin meringkas sebuah artikel kewirausahaan. Dalam artikel ini menjelaskan tentang dampak pendidikan kewirausahaan terhadap mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta. Seperti yang kita ketahui, kewirausahaan menjadi topik studi yang populer bagi para peneliti baik di negara maju maupun di negara berkembang. Karakteristik kewirausahaan yang dapat menciptaan lapangan kerja yang tinggi, inovatif dan kreatif, perkembangan sosial yang positif, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga beberapa peneliti menyimpulkan bahwa semakin banyak wirausaha di suatu negara, maka kemakmuran rakyat akan cepat tercapai.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, saat ini semakin intensif menambah jumlah wirausaha. Namun menurut data Global Entrepreneurship Index (GEI), Indonesia berada di peringkat 94 dari 137 negara. Di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia jauh di bawah Malaysia (58), Brunei Darussalam (53), dan Singapura (27). Dengan adanya data GEI, jumlah wirausahawan di Indonesia belum banyak. Oleh karena itu, salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah optimalisasi pendidikan kewirausahaan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Fakta di Indonesia, perguruan tinggi telah memberdayakan pendidikan kewirausahaan untuk meningkatkan jumlah wirausaha.

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) telah memberikan dukungan bagi para wirausahawan di kalangan mahasiswa. Berbagai program dilaksanakan untuk menjamin pengetahuan dan keterampilan menarik para wirausaha, seperti Kuliah Kewirausahaan, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Kerja Terpadu / Kerjasama / Kerjasama, Kuliah Bisnis (KKU), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan program kewirausahaan lainnya.

Studi ini mengkaji dampak pendidikan kreativitas dan kewirausahaan terhadap niat siswa di Universitas Negeri Jakarta. Kreativitas dalam penelitian ini terdiri dari kreativitas dosen, kreativitas individu, dan kreativitas yang didukung oleh universitas. Penelitian ini memiliki dua inovasi. Pertama, pengaruh kreativitas dosen terhadap pendidikan kewirausahaan. Kedua, pengaruh kreativitas individu terhadap intensi berwirausaha.

Kreativitas telah lama menajadi komponen penting dari kewirausahaan, karena seorang wirausahawan harus mampu mengenali peluang, menghasilkan ide, dan berinovasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kreativitas telah diusulkan sebagai niat dalam berwirausahaan. Dalam penelitian ini ditemukan adanya pengaruh kreativitas dosen terhadap pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan pembahasan dari artikel tersebut, pendidikan kewirausahaan berdampak pada intensi berwirausaha. Ditambah pendidikan kewirausahaan ini diberikan kepada mahasiswa dan didukung pula oleh kreativitas dosen, sehingga meningkatkan niat mahasiswa dalam berwirausaha.

Setelah saya memahami isi artikel tersebut, bahwa dalam pembahasan artikel ini kreativitas sangat didukung di dalam lingkungan universitas. Sehingga mahasiswa termotivasi untuk mendirikan sebuah usaha. Ini dibuktikan dengan fakta bahwa kampus melakukan beberapa kegiatan untuk membangun kreativitas mahasiswa. Diantaranya seperti inkubator bisnis, kompetisi wirausaha, PKM, PMW, pemberian kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat, serta berbagai pelatihan untuk membentuk dan mengembangkan kreativitas mahasiswa.

Pendidikan kewirausahaan membekali mahasiswa dengan pengetahuan, atribut, dan kemampuan tambahan lainnya yang diperlukan untuk menerapkan kemampuan dalam mendirikan usaha atau bisnis baru. Selain itu, pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengidentifikasi peluang dan mengembangkan usaha, melalui mendirikan bisnis yang sedang tumbuh atau mengembangkan bagian dari usaha yang sudah ada. Ini berfokus pada mendorong siswa untuk melamar berbagai keterampilan dan atribut, termasuk bisnis baru atau yang sudah ada, amal, organisasi non-pemerintah, sektor publik, dan perusahaan sosial.

Hasil penelitian dari artikel ini menjawab sembilan hipotesis. Hipotesis pertama, ada dampak positif langsung kreativitas didukung di universitas pada kreativitas dosen.

Hipotesis kedua, terdapat pengaruh positif langsung kreativitas yang didukung universitas terhadap pendidikan kewirausahaan. Hipotesis ketiga, terdapat pengaruh positif langsung kreativitas yang didukung universitas terhadap kreativitas individu. Hipotesis keempat, terdapat pengaruh positif langsung dari dukungan kreativitas di universitas terhadap niat berwirausaha. Hipotesis kelima, terdapat pengaruh positif langsung kreativitas dosen terhadap kreativitas individu. Hipotesis keenam, terdapat pengaruh langsung positif kreativitas dosen terhadap pendidikan kewirausahaan. Hipotesis ketujuh, terdapat pengaruh langsung positif kreativitas dosen terhadap intensi berwirausaha. Hipotesis kedelapan, pendidikan kewirausahaan berpengaruh langsung positif terhadap intensi berwirausaha. Hipotesis kesembilan, terdapat pengaruh positif langsung kreativitas individu terhadap intensi berwirausaha.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini pendidikan kreatif dalam berwirausaha sangat populer baik di negara maju maupun negara berkembang. Tentu saja di dalam lingkungan Universitas Negeri Jakarta memberikan dukungan dalam berpikir kreatif dan inovatif, sehingga dapat mendorong mahasiswa untuk membangun sebuah kewirausahaan baru. Ini dibuktikan dengan berbagai program yang dilaksanakan untuk menjamin pengetahuan para wirausaha, seperti Kuliah Kewirausahaan, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Kerja Terpadu / Kerjasama / Kerjasama, Kuliah Bisnis (KKU), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan program kewirausahaan lainnya. Hal ini diharapkan dapat mencetak seorang wirausahawan yang tentunya kreatif dan inovatif, sehingga jumlah wirausahawan di Indonesia semakin meningkat dan dapat bersaing dengan negara lainnya. 

Jumat, 09 April 2021

Bisnis Olahan Makanan Jepang itu Menguntungkan!


Pada kesempatan ini, saya akan menceritakan pengalaman seorang mahasiswa bernama Rayhan yang melakukan bisnisnya sembari menjalankan kuliah. Rayhan adalah seorang mahasiswa semester akhir di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Administrasi Niaga. Ia melakukan Bisnis ini bersama temannya bernama “Mentaishi” sebuah produk makanan Jepang. Bisnis yang dijalaninnya telah berdiri selama satu tahun, bertempat di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Saat ini Mentaishi memiliki tiga cabang, Pondok Bambu, Rawa Mangun dan Thamrin.

Rayhan menceritakan bagaimana awal bisnisnya ini berdiri. Pada tahun 2019 saat hari libur semester genap, ia diajak bersama oleh temannya untuk melakukan bisnis produk makanan bernama Mentai. Awalnya Rayhan ragu, lalu ia meminta pendapat kepada orang-orang sekitar, baik keluarga maupun teman. Akhirnya Rayhan memutuskan untuk mencoba bisnis ini.


Pada dua bulan pertama pembukaan, Rayhan menjalani bisnisnya sendiri karena temannya sedang menjalani pertukaran mahasiswa di Turki. Setelah temannya kembali ke Indonesia, Mentaishi mengalami peningkatan. Di bulan keempat hingga keenam, Mentaishi mengalami masa-masa keemasan, karena pembeli tertarik dengan inovasi terbaru produk makanan ini dan didukung juga oleh promosinya di media sosial. Namun pada awal tahun 2020 dimana isu virus Covid-19 ini muncul, Mentaishi mulai mengalami penurunan penjualan dan terpaksa Rayhan beserta temannya untuk menutup usahanya selama satu bulan. Tak lama kemudian Rayhan membuka kembali usahanya, dengan penghasilannya yang stabil, tidak naik ataupun turun. Namun dengan penghasilan tersebut membuat Mentaishi memiliki cabang di sekitar Kota Jakarta.


Rayhan membuka bisnis ini pada semester lima, dimana pada semester ini mahasiswa sedang sibuk-sibuknya dalam menjalani masa perkuliahan. Kesulitan yang dialami Rayhan dalam menjalani bisnis ini adalah membagi waktu. Rayhan harus membagi waktu dalam mengerjakan tugas dan mengikuti mata kuliahnya karena itu adalah kewajiban seorang mahasiswa. Pada pagi hari ia mengikuti kelas perkuliahannya, setelah itu jika ia tidak memiliki tugas perkuliahan lainnya seperti kerja kelompok, rapat, dll. Ia selalu kembali ke rumah dan pergi untuk mengontrol bisnisnya. Setiap hari kamis setelah selesai kuliah, Rayhan rutin menyempatkan dirinya untuk membeli bahan-bahan. Selama menjalani bisnis ini, Rayhan mengatur manajemen waktunya dengan sangat baik, hingga ia harus mengorbankan waktu dan tenaga. Namun lingkungan Rayhan selalu membantu dan mendukung usaha yang dijalaninya.

Menurut Rayhan jika ingin mejalankan sebuah bisnis pada saat menjalankan studi perkuliahan, pertama adalah mengatur waktu, kedua kita dapat memprioritaskan apa yang lebih penting dilakukan dan apa yang harus dikorbankan. Dan ketiga saat menjalankan bisnis sembari kuliah kita harus selalu siap tenaga, namun lelah kita akan terbayar dengan hasil yang didapat dalam berbisnis. Pelajaran yang Rayhan dapat dalam menjalani bisnis Mentaishi ini adalah lebih mengetahui bagaimana cara memperlakukan pelanggan dengan baik, dan mengatur waktu dalam menjalani kuliah sembari berbisnis. Harapan Rayhan adalah agar kita tidak ragu untuk membuka sebuah usaha selama kita dapat melakukan tiga hal tersebut.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi link berikut https://youtu.be/-2Ho3J7Fdgo

Senin, 29 Maret 2021

Digital Marketing


Pada video kali ini ibu Terrylina A. Monoarfa, MM. akan menyampaikan materi tentang digital entrepreneurship. Menurut beliau materi ini sangat penting untuk disampaikan kepada para entrepreneur muda terutama untuk kebutuhan digital marketing saat ini, karena kemajuan teknologi dan komunikasi di era distruktif ini sehingga menjadi hal yang wajib dipahami dan dilakukan dalam strategi pemasaran di dunia kewirausahaan. Beliau juga menambahkan bahwa di era pandemi saat ini penggunaan digital marketing sangat mendukung di dunia kewirausahaan. seperti kita ketahui bahwa di masa pandemi ini, proses pemasaran dan promosi secara konvensional tidak bisa dilakukan Sehingga dengan adanya, digital marketing menjadi satu-satunya solusi di masa pandemi ini agar para wirausahawan tetap bisa melakukan proses pemasaran dan promosi melalui media digital.

Mengutip dari Jean Claude Juncker, bahwa “ The internet and digital technologies are transforming our world. Digital technology has to be our future.” beliau menjelaskan bahwa peran internet dan digital telah mengubah dunia saat ini. Manusia berpikir bahwa kewirausahaan yang dilakukan secara konvensional merupakan cara paling muktahir,  namun seiring dengan perkembangan zaman, saat internet dan teknologi digital menguasai dunia, tentu saja mengubah pola pikiran manusia terutama kepada pada pelaku usaha untuk menyajikan digital marketing kepada para konsumen yang tentu saja menjadi satu jawaban dalam memenangkan persaingan di dunia wirausaha saat ini. Dapat disimpulkan bahwa jika kita ingin menguasai masa depan, maka kita harus menguasai digital technology. Bu terry juga menambahkan teori Darwin, bahwa manusia yang berhasil adalah bukan yang paling kuat atau yang  paling pintar, melainkan orang yang dapat beradaptasi dengan perubahan.

Untuk mendukung pernyataan bahwa digital marketing sangat penting untuk dipelajari, beliau memberikan contoh data pada tahun 2019, bahwa saat itu Indonesia memiliki populasi sejumlah 268 juta penduduk dengan 150 juta penduduknya sudah aktif menggunakan internet, dan sebanyak 130 juta penduduk atau dapat dipresentase sebanyak 48% penduduk Indonesia telah menggunakan smartphone sebagai penunjang penggunaan internet. Selanjutnya beliau membandingkan dengan data pada tahun 2020 bahwa penduduk Indonesia bertambah hingga 1%, penggunaan internet naik hingga 17% dan media sosial sebanyak 8%.Itu artinya hampir seluruh penduduk Indonesia telah menggunakan smartphone sebagai media berkomunikasi, tentu saja penggunaan media sosial tidak dapat dihindari. Dari perbandingan data itu, bisa dilihat bahwa pertumbuhan penggunaan internet jauh lebih cepat daripada angka pertumbuhan penduduk. Sehingga hal ini menunjukan suatu gejala positif kepada para entrepreneur untuk menggunakan media digital sebagai strategi melakukan promosi atau pemasaran suatu produk.


Tidak hanya itu, beliau juga menunjukan sebuah data presentase pengunaan platform media sosial, dari data tersebut bahwa Youtube menjadi platform pertama yang sering dikunjungi oleh pengguna media sosial, lalu  disusul oleh WhatsApp, Facebook, Instagram, Line, Twitter dan media platform lainnya. Dari data penggunaan media sosial tersebut, kita dapat simpulkan bahwa melakukan pemasaran dan promosi suatu produk sangatlah tepat jika dilakukan di platform media sosial, karena saat ini masyarakat cenderung melihat suatu iklan atau brosur melalui media sosial dibanding dengan melihat sebuah papan iklan dan brosur yang disebar secara langsung.

Materi selanjutnya ialah tentang bagaimana merancang sebuah strategi agar usaha seorang wirausaha dapat tumbuh, berkembang, semakin dikenal, dan dapat bersaing. Konsep tersebut disajikan dalam bentuk diagram yaitu SItuation Analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, Control atau dapat disebut dengan SOSTEC. Pertama ialah SItuation Analysis yaitu menjelaskan tentang dimana posisi kita saat ini. Setelah menyusun SItuation Analysis, selanjutnya ialah menyusun ulang sebuah tujuan kita atau objek kita dalam melakukan sebuah usaha. Langkah selanjutnya ialah strategi yaitu bagaimana cara agar kita dapat mencapai tujuan tersebut. Setelah tujuan-tujuan yang telah disebutkan tersebut sudah dirancang, maka kita akan persempit kembali dengan langkah Tactics apa yang akan dilakukan. Dilanjutkan dengan Actions dan Control. Dari langkah tersebut kita dapat lihat bahwa apakah strategi dan action yang sudah dilakukan dapat memunuhi keinginan dan tujuan kita atau belum? Jika belum, maka kita mengulang kembali langkah pertama karena konsep ini adalah sebuah siklus sehingga sebuah usaha harus terus beradaptasi dan inovatif.


Tidak hanya 5s, dilihat secara luas Situation Analysis terdiri dari 5 komponen, yang pertama Ada Goal Performance atau (5S) yaitu berapa tingkat penjualan kita (Sell), bagaimana kita memberikan layanan kepada para konsumen (Serve),  Menggunakan website untuk mengurangi biaya sewa dll (Save), membangun komunikasi dan layanan yang baik kepada konsumen (Speak), dapat menjalin hubungan dengan konsumen lebih luas (Sizzle). kedua ialah Customer Insight yaitu melihat bagaimana pandangan konsumen terhadap perkembangan bisnis kita, ketiga ada E-Marketplace (SWOT) yaitu dengan melihat kekuatan atau kelemahan dari suatu bisnis sehingga dapat melakukan sebuah evaluasi, yang keempat yaitu Brand Perception dan yang terakhir Internah Capabilties and Recources.

Selanjutnya ialah Objectives, merancang kembali unsur dari 5S tersebut agar sesuai dengan keadaan bisnis kita saat ini, agar bisnis terus mengalami perubahan. Setelah itu tentukan strategi, yang terdiri dari 4. Yang pertama ialah Segmentation, Targetting and Positioning bisa disebut dengan STP. Yang kedua ialah OVP (Online Value Proposition) kita harus menunjukan nilai dari bisnis kita kepada konsumen agar beda dari yang lain. Yang ketiga yaitu Sequence dengan meningkatkan kredibilitas bisnis kita dalam digital marketing. Yang keempat adalah Tools ( Web functionality, e-mail, IPTV)

Tahap selanjutnya ialah Tactics yang terdiri dari 3 unsur. Yang pertama ialah E-marketing yang terdiri dari komunikasi, seberapa luas media platform yang digunakan, dll. Yang kedua ialah Detail of contact strategy dan yang ketiga adalah E-campaign initative schedule. Upaya yang dilakukan secara detail seperti kapan kita akan melaunching product? Kapan melakukan giveaway sebuah product? Dll.

Pada tahapan Actions sangat berhubungan sekali dengan Tactics. Karena setelah kita menentukan beberapa taktik yang akan dilakukan setelah itu adalah bagaimana cara kita menerapkannya. Seperti Responsiblities and Structure, Internal Rescources and Skills, and External Agencies. Pada unsur-unsur ini kita menargetkan langkah atau aktivitas apa saja yang akan dilakukan dalam memasarkan bisnis kita.

Terakhir ialah Control. Dalam tahapan ini kita melakukan evaluasi kembali dalam mengukur seberapa jauh bisnis kira berjalan sehingga kita dapat terus mengontrol perkembangan bisnis agar  selalu naik. Tahapan ini terdiri dari 6 unsur yaitu 5Se+ Web Analytics-KPIs, Usability testing/mystery shopper, Customer satisfaction surveys, Site visitor profiling, Frequency of reporting, Process of reporting and actions.

Itulah penjelasan singkat mengenai digital marketing, dengan berbagai konsep-konsep tersebut diharapkan agar bisnis kita dapat berkembang dan mengalami kenaikan secara signifikan. Melakukan pengontrolan tentu saja perlu dilakukan, agar kita dapat mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan para konsumen agar mampu memperluas jaringan komunikasi kepada para konsumen.

Anda dapat menonton video melalui link ini https://www.youtube.com/watch?v=n9yB-KGt_2k

Kamis, 18 Maret 2021

Kewirausahaan Digital


Pada
kesempatan kali ini saya ingin memberikan penjelasan secara lengkap mengenai video Kewirausaan Digital. Video ini membahas tentang bagaimana menggunakan teknologi pada seorang wirausaha, yang mana negara kita ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0. Ditemani dengan narasumber hebat Ir. IBM Jaya Marta, MM. Yang telah memiliki banyak prestasi dan tentunya pengalaman dunia kerja wirausaha yang mengagumkan. Dan bersama dengan narator hebat kita Prof. Dedi Purwana. 

Menurut narasumber, bagaimana prospek digital bisnis ke depannya adalah beliau mencoba mencari tahu bagaimana prospek digital bisnis ke depan? Beliau mencoba dengan mengimplementasikan teknologi informasi pada PT. Indoguna (tempat beliau bekerja) lalu dilihat dengan memprediksi bagaimana prospek ke depannya untuk Indonesia agar tidak salah dalam mengambil langkah. Lalu dalam video ini beliau memberikan gambaran bagaimana tahapan produksi produk pada PT. Indoguna dimulai dari awalnya produk berada di pabrik sampai berada di tangan konsumen sendiri yang prosesnya dibantu dengan teknologi informasi agar memiliki daya saing yang kuat.

Selanjutnya beliau menjelaskan bagaimana strategi bisnis PT. Indoguna yang tentunya memprioritaskan kepuasan pelanggan. Dalam strategi bisnis ini, informasi digital sangat membantu semua jalannya perusahaan seperti menghubungkan dunia offline ke online (eCommerce), membuat data warehouse untuk pengambilan keputusan, melindungi informasi bisnis perusahaan, dan tentunya mendukung perusahaan untuk masuk ke dunia digital. Dengan menggunakan teknologi digital ini dapat membantu perusahaan untuk menghubungkan dengan cabang yang berada di seluruh Indonesia sehingga perusahaan dapat mudah mendapatkan informasi dalam produksi. Tentu saja hal ini perusahaan menggunakan alat digital baik melalui perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mendukung baiknya jalan informasi.

Hal ini baru saja terjadi pada perusahaan. Namun, bagaimana tantangan & peluang yang akan terjadi pada dunia bisnis digital di Indonesia? Apakah Indonesia telah memasukin dunia digital? Sebelumnya beliau menjelaskan melalui data yang beliau berikan, bahwa ada empat elemen yang perlu diperhatikan, Mobile Internet, Cloud technology, Internet of Things dan Big Data and Advanced Analytics. Jika Indonesia telah menggunakan elemen ini, itu artinya Indonesia telah memasuki dunia digital. Dilihat dari data yang diberikan, Indonesia telah memasuki dunia digital ini dan ditambah juga dengan jumlah pengunaan social media di Indonesia yang begitu besar. Namun, menurut beliau jika dibandingkan dengan negara lain Indonesia memiliki harga internet yang lebih murah tetapi memiliki kualitas internet yang buruk.

Mengetahui negara Indonesia telah memasuki dunia digital, bagaimana prospek mahasiswa untuk menjadi Digital Entrepreneur? Pertama hal yang harus dilakukan adalah mahsiswa harus membayangkan bagaimana yang akan terjadi di masa depan, sehingga mahasiswa dapat belajar untuk masa depan sehingga mahasiswa memahami bagaimana dunia digital memasukin pasar pada seluruh sektor. Sebagai contoh salah satunya pada produktivitas tambang nantinya. Perencanaan tambang dilakukan dengan software, seperti eskavator dan truk angkut misalnya akan menjadi tanpa pengemudi, sebagai gantinya dilengkapi dengan sensor. Lalu penggunaan drone untuk memantau data lingkungan seperti kualitas udara, suhu dan cuaca untuk mengoptimalkan operasi sehari-hari.

Meskipun Indonesia merupakan negara dengan penggunaan media social terbesar, Indonesia kalah jauh dengan negara lain dalam penggunaan teknologi. Teknologi harus lebih bermanfaat dalam penggunaannya seperti meningkatkan kegiatan dalam dunia kerja khususnya wirausaha. Jika mahasiswa ingin menjadi digital entrepreneurship, maka ia harus memikirkan peluang dan ide dalam penggunaan teknologi ini, agar nantinya di masa depan mahasiswa lebih siap dalam memasuki era digital selanjutnya.

Topik selanjutnya ialah mengenai kompetensi apa yang diperlukan untuk mengambil peluang sebagai wirausaha digital? Dan narasumber akan menyampaikan apa saja ide usaha yang cocok agar dapat diminati oleh para mahasiswa. Pada topik ini,menurut narasumber kompetensi atau skill yang perlu dimiliki ketika menjadi seorang wirausaha digital adalah memiliki indikator-indikator yang harus dicapai. Seperti pada video sebelumnya, beliau  menjelaskan bedasarkan pengalaman yang pernah beliau rasakan selama berada di dunia kerja wirausaha. Yang harus dicapai dalam kinerja wirausaha ialah target financial. Hal ini dilihat dari bagaimana mencari pelanggan baru? Kita harus memiliki beberapa strategi dalam mencari pelanggan baru, seperti membagikan brosur, memasang papan iklan, dll. Lalu setelah kita mendapatkan pelanggan baru, bagaimana cara agar mereka dapat membeli barang kita secara loyal? Hal ini bisa dilakukan seperti penjualan barang dengan promo, buy one get one, dll. Sehingga pelanggan dapat membeli barang kita secara terus menerus. Namun, kita harus melihat dari sisi lain bagaimana kita dapat menghemat biaya dan menjaga aset-aset yang kita miliki selalu produktif.

Pada pengukuran kinerja wirausaha ini, Indikator-indikator atau skill yang harus diperlukan sehingga sukses di bidang wirausaha. Indikator-indikator tersebut ada empat, yang pertama mecapai target financial, yang kedua kita harus mengejar kepuasan pelanggan, Ketiga, bagaimana proses internal yang harus dilakukan dan yang keempat SDM apa yang harus dipersiapkan. Beliau menerapkan indikator-indikator tersebut dari sebuah model bernama Balanced Scorecard. Karna jika dilihat dalam berbisnis, dalam memetaan sesuatu kita harus menggunakan suatu model dan diimplementasikan ke dalam dunia bisnis. Seperti kita ketahui model Balanced Scorecard ini biasanya diterapkan dalam kinerja perusahaan, namun beliau mencoba menggunakan model yang sama pada seorang wirausaha.


Dalam mengejar kepuasaan pelanggan, kita harus memperhatikan hal-hal berikut agar kita dapat menjual barang dengan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan. Seperti harga, kualitas, tersedia, pilihan, fungsi, layanan, mitra, citra. Setelah kita memperhatikan kepuasan pelanggan, kita harus mengetahui bagaimana proses internal yang dapat dilakukan agar dalam berbisnis kita lebih terstruktur, pertama ialah manajemen operasional seperti pasokan barang, produksi, distribusi, resiko. Kedua adalah pelanggan, hal ini harus diperhatikan agar kita dapat membangun loyalitas pelanggan, sehingga pelanggan dapat membeli barang secara berulang-ulang. yang perlu diperhatikan ialah seleksi, akuisisi, loyalitas, tumbuh. Selanjutnya yang ketiga inovasi, seperti identifikasi peluang, R &D, rancang bangun, luncurkan. Keempat adalah regulasi & sosial seperti lingkungan, keselamatan & kesehatan, pekerja, komunitas. Setelah kita memperhatikan proses internal operasional dalam berbisnis, kita harus belajar & berkembang dalam membangun wirausaha. Seperti SDM, SDM disini memiliki dua kompetensi yakni kemampuan dan kemauan tentunya harus dibekali dengan informasi yang cukup dan kita dapat membentuk organisasi.

Tidak hanya memiliki indikator-indikator tertentu dalam berbisnis, kompetensi harus kita perhatikan. Pertama komunikasi, kedua seorang wirausaha harus memiliki kecerdasan dalam finansial, ketiga seorang wirausaha harus memiliki merk/wajah pada usaha yang dijalankan, agar memiliki citra sebagai seorang wirausahawan, keempat marketing yang baik, kelima networking yang luas dan kuat, keenam automation, ketujuh design agar menarik perhatian pelanggan, kedelapan belajar dalam menganaisis, kesembilan memiliki keterampilan dalam pemrograman/ technical yang mana sangat penting pada dunia digital ini, kesepuluh online learning yang membantu meningkatkan kinerja bisnis.

Dalam dunia digital ini tidaklah rumit dalam menerapkan indikator/kompetensi pada dunia bisnis, namun, hal ini harus dilakukan dengan kemampuan dan kemauan agar bisnis yang dapat kita lakukan sejalan dan dapat berkembang dengan baik.

ADVERSITY QUOTIENT IN IMPROVING MILLENNIAL GENERATION SALESPEOPLE'S PERFORMANCE IN THE INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0

Pada kesempatan kali ini saya akan meringkas isi sebuah artikel kewirausahaan. Seperti kita ketahui, memberikan pelayanan yang memuaskan bag...